Bandung, 21 Oktober 2025 — Persib Bandung kembali menunjukkan tajinya sebagai raja sepak bola Indonesia. Memasuki pekan ke-20 BRI Liga 1 2025, skuad Maung Bandung kokoh di puncak klasemen dengan 45 poin dari 20 laga, unggul 5 poin dari pesaing terdekat Bali United. Di bawah tangan dingin pelatih asal Kroasia Bojan Hodak, Persib tak hanya menampilkan permainan atraktif, tapi juga konsisten dan efisien di semua lini.
Performa Luar Biasa Musim Ini
Persib membuka musim dengan cukup meyakinkan. Dari 20 pertandingan, mereka mencatatkan 13 kemenangan, 6 hasil imbang, dan hanya 1 kekalahan. Lini serang menjadi kunci utama keberhasilan ini, dengan duet David da Silva dan Ciro Alves menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan. David sudah mencetak 16 gol sejauh ini, menjadikannya top skor sementara Liga 1 2025.
“Kami bermain sebagai satu tim, bukan bergantung pada satu pemain saja,” kata Hodak setelah kemenangan 3–1 atas PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat. “Filosofi saya sederhana: penguasaan bola cepat, pressing tinggi, dan disiplin dalam transisi. Pemain menjalankan dengan luar biasa.”
Transformasi di Tangan Bojan Hodak
Sejak ditunjuk pada pertengahan musim 2023, Bojan Hodak sukses mengubah wajah Persib. Pelatih berlisensi UEFA Pro ini membawa pendekatan modern: latihan berbasis data, rotasi pemain yang seimbang, serta sistem taktik yang adaptif tergantung lawan.
Hodak tak segan menggunakan formasi 4-2-3-1 atau 3-4-3 tergantung kebutuhan pertandingan. Kunci suksesnya adalah keseimbangan antara pemain senior seperti Marc Klok dan darah muda seperti Beckham Putra. “Kami memberi ruang kepada pemain muda untuk berkembang tanpa tekanan berlebihan,” ujar Hodak dalam wawancara eksklusif di Bandung.
Pola latihan pun lebih intensif. Data GPS, analisis video, dan monitoring kebugaran diterapkan setiap hari. “Semuanya tercatat: jarak tempuh, detak jantung, hingga kualitas recovery. Ini sepak bola modern, dan Persib sudah ke arah sana,” jelas Hodak.
Kehadiran Pemain Asing Berkualitas
Manajemen Persib juga berperan besar dalam keberhasilan musim ini. Pemilihan pemain asing dilakukan secara selektif. Selain David da Silva dan Ciro Alves, lini tengah diperkuat oleh Levi Madinda dari Gabon dan bek tengah asal Serbia Slobodan Rajčević. Kombinasi ini memberi keseimbangan sempurna antara agresivitas dan kontrol bola.
Levi Madinda menjadi otak permainan. Dengan visi dan umpan terukur, ia sering kali menjadi penghubung antara lini belakang dan depan. Sementara Rajčević menjadi tembok kokoh di belakang bersama Nick Kuipers. “Pertahanan kami kini lebih solid. Kami hanya kebobolan 11 gol dalam 20 laga,” ungkap Hodak bangga.
Bobotoh Kembali Penuhi Stadion
Kebangkitan Persib juga terasa di luar lapangan. Antusiasme Bobotoh—sebutan untuk suporter Persib—menggema di setiap laga. Stadion Si Jalak Harupat dan GBLA kembali dipenuhi ribuan penonton, menciptakan atmosfer megah yang sempat hilang pasca pandemi COVID-19.
“Main di depan Bobotoh itu seperti punya tenaga ekstra. Mereka nyanyi, teriak, dan mendukung tanpa henti,” ujar Beckham Putra. Dukungan suporter bahkan membuat Persib menjadi klub dengan rata-rata penonton tertinggi Liga 1 musim ini: mencapai 26.000 orang per laga. Menurut data Liga Indonesia Baru (LIB), Persib menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak (41 gol) dan kebobolan paling sedikit (11 gol). Rasio kemenangan mereka mencapai 65%, dan tingkat akurasi passing mencapai 82%, tertinggi di antara semua klub.
Menariknya, Persib juga mencatat rekor tidak terkalahkan di kandang selama 16 laga terakhir. “Kami sangat disiplin di rumah sendiri. Tak boleh ada poin yang hilang di Bandung,” kata Marc Klok yang kini juga menjadi kapten tim.
Manajemen Profesional, Finansial Sehat
Salah satu alasan Persib stabil adalah pengelolaan klub yang semakin profesional. Di bawah PT Persib Bandung Bermartabat, klub ini menjalankan operasional dengan manajemen modern dan transparan. Mereka juga memiliki sumber pendapatan dari sponsor besar seperti Puma, Indofood, dan Telkomsel.
CEO Persib, Teddy Tjahjono, menyebut bahwa keberhasilan finansial ini bukan hanya karena prestasi di lapangan, tetapi juga digitalisasi. “Kita punya basis fans digital besar. Penjualan merchandise resmi meningkat 60% tahun ini. Itu bukti fans kembali percaya,” ujarnya.
Tantangan Menuju Juara
Meski kokoh di puncak, perjalanan Persib belum selesai. Masih ada 14 laga tersisa, termasuk duel krusial melawan Arema FC dan Bali United. Konsistensi menjadi kata kunci. “Liga belum selesai. Kami harus fokus satu pertandingan demi satu,” tegas Hodak.
Beberapa pengamat menilai Persib kini berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri dahaga gelar Liga 1 setelah terakhir kali menjadi juara pada 2014. “Kalau mereka bisa menjaga performa sampai akhir musim, peluang juara sangat besar,” kata analis sepak bola nasional Arief Nugraha.
Warisan untuk Sepak Bola Bandung
Kemenangan demi kemenangan bukan hanya berarti tiga poin bagi Persib, tapi juga simbol kebangkitan sepak bola Bandung. Klub ini kini menjadi contoh profesionalisme dalam manajemen, pembinaan pemain muda, dan kolaborasi dengan komunitas lokal.
Persib U-20 dan Persib Akademi juga mencatat hasil gemilang di kompetisi usia muda. “Kami ingin keberhasilan di tim senior menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya,” ujar Teddy. “Kami tidak ingin hanya berjaya di musim ini, tapi membangun warisan jangka panjang.” Musim 2025 menjadi babak baru bagi Persib Bandung. Di tangan Bojan Hodak, Maung Bandung kembali menemukan identitasnya: menyerang, disiplin, dan bermental juara. Dengan dukungan Bobotoh yang luar biasa dan sistem klub yang semakin profesional, Persib bukan hanya sedang menuju trofi, tapi juga menapaki era keemasan baru.
Kata kunci: Persib Bandung, Liga 1 2025, Bojan Hodak, David da Silva, Ciro Alves, Marc Klok, Bobotoh, Berita Bola Nasional, Supersoccer News